Home » » Peran Alumni PKU dalam Melawan Ghazwul Fikri

Peran Alumni PKU dalam Melawan Ghazwul Fikri

Written By Amoe Hirata on Kamis, 18 Januari 2018 | 10.29

     
Bersama Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, Asatidz, Peserta dan Alumni PKU
BERTEMPAT di gedung INSIST (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations)  lantai II (17/01/2018), al-hamdulillah penulis berkesempatan bersua kembali dengan beberapa alumni PKU (Program Kaderisasi Ulama), PKU XI dan beberapa asatidz PKU (Ustadz Hamid Fahmi Zarkasyi, Ustadz. Budi Setiawan Lahore, dan Ustadz. Henry Shalahuddin). Acara yang sedianya direncanakan pukul 20.00, diundur menjadi jam 20.45 mengingat kendala teknis yang tidak bisa terelakkan. Meski begitu, acara cukup gayeng dan penuh persahabatan.

            Pembukaan diawali oleh Ustadz. Budi Setiawan Lahore yang mengucapkan terima kasih di prolognya atas kedatangan beberapa alumni sembari memberitahukan bahwa acara ini semacam koordinasi alumni PKU sekaligus silaturahim yang sebelumnya sudah dilakukan di daerah-daerah lain selama perjalanan workshop ilmiah.
            Setelah menyampaikan pembukaan, waktu diberikan kepada Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi yang dengan senyum khasnya memberikan gambaran umum mengenai PKU dan perannya di masyarakat. PKU menurut beliau adalah kaderisasi satu-satunya yang bergerak dalam bidang perang pemikiran. Keberadaan PKU diharapkan mampu memberikan peran dan kontribusi saat lulus dari PKU di daerahnya masing-masing, utamanya dalam menghadapi pemikiran-pemikiran menyimpang.
            Maka, forum ini digelar untuk mengkonsolidasikan kembali para alumni PKU dan sekaligus menceritakan pengalaman dan saran kepada adik-adik PKU XI. Pimpinan MIUMI ini sangat berharap ikatan ini terus berlanjut dan dibentuk dalam suatu relasi yang lebih konkret, sehingga bisa menjadi kekuatan dan jaringan yang solid dalam menghadapi ‘ghazwul-fikri’ (perang pemikiran) yang sampai saat ini terus berlangsung.
            Meski JIL sudah tidak laku di masyarakat karena dana mandek serta perjuangan INSIST dan terus bergulirnya PKU, namun perlu diingat bahwa liberalisasi masih terus berjalan dan banyak ragamnya. Maka, sudah menjadi keharusan para alumni PKU berperan di daerah atau di tempat masing-masing untuk mengatasi problem pemikiran yang mendera umat.
           Menurut penulis buku Misykat ini, racun liberalisme (dan pemikiran menyimpang lainnya) jauh lebih berbahaya daripada pembunuhan secara fisik. Pembunuhan secara fisik mungkin bisa dihitung jumlahnya dan hanya fisiknya yang dibunuh, namun jika yang dibunuh adalah pemikiran, maka akan berimbas kepada ribuan bahkan jutaan orang.
            Pasca Dr. Hamid menyampaikan arahan dan konsolidasi, tiba saatnya beberapa alumni PKU yang menyampaikan pengalaman, kesan sekaligus saran. Ada yang berkecipung di lembaga pendidikan, sehingga mencoba meluruskan pemahaman menyimpang yang terjadi di dalamnya. Ada yang bekerja di instansi travel dan terjun langsung di masyarakat sembari tetap mendakwahkan apa yang didapat dari PKU. Ada pula yang bergerak di lembaga dakwah sekaligus aktif dalam dunia jurnalistik dan gencar dalam menjawab ‘syubhat-syubhat’ pemikiran Islam.
            Secara umum, Dr. Hamid menyambut secara positif sekaligus menekankan pentingnya peran dan kohesi antaralumni. Jangan sampai lulus dari PKU langsung berhenti menulis, dan kembali pada aktivitas sedia kala tanpa berperan di masyarakat.
            Acara dipungkasi oleh Direktur INSIST Dr. Henry Shalahuddin yang menandaskan bahwa keberadaan PKU membuat beliau tetap optimis di tengah kondisi Indonesia yang sedang ‘Darurat Bingung’.  Mudah-mudahan kader-kader ulama ini mampu berkontribusi khususnya dalam bidang pemikiran Islam.
            Sampai pada pukul 22.30, acara pun dipungkasi dengan salam lalu dilanjutkan dengan photo bersama. Semoga asatidz PKU, peserta PKU dan para alumninya selalu dalam lindungan dan rahmat Allah, serta tidak pernah lelah dalam berperan menghadapi ‘ghazwul-fikri’ baik lisan maupun tulisan.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan