Home » » Bibir, Beber, Bubar dan Bubur

Bibir, Beber, Bubar dan Bubur

Written By Amoe Hirata on Selasa, 07 November 2017 | 16.26

"Jo, sekarang lagi musim pembubaran pengajian oleh ormas tertentu. Jane piye toh, ormasnya yang terlalu reaktif, opo ustadznya yang keliru?" tanya Ariono kepada Paijo.

"Lho, kalo kamu tanya aku, Terus aku dewe tanyak siapa? Tapi berhubung kamu sudah terlanjur nanya, yo akan aku jawab sebisaku supaya awakmu ora nesu Karo aku," jawab Paijo.

"Konon asal muaranya dari BIBIR. Bibir yang ora pernah "dirumat", suka pecicilan, hoby nyalahkan orang lain, asal njeplak, emoh klarifikasi, inilah yang menjadi biangnya. Kalo ada ustadz salah, kan dicek dulu kesalahannya apa, silaturahim dulu, mengedepankan wajah Islam ramah bukan marah, pasti nanti ada titik temu."

"Lalu," lanjut Paijo dengan gaya dosen honorer, "sudah tau berita ga benar, atau minimal masih syak kebenarannya, langsung di-BEBER ke mana-mana, tanpa disaring terlebih dahulu. Padahal, kalau makek mindhor islami, ya difilter dulu dengan tabayyun approuch. Ga asal sebar. Ingat, sharing butuh saring."

"Akibat informasi ga jangkep, budaya tata nilai sop buntut, gigi sosial yang ompong, akhirnya setiap ada berita ga dikunyah, tapi langsung dilek (ditelan). Akhirnya merasa paling benar sendiri. Menganggap diri paling toleran, sedang yang lain sembarangan ; mengira dirinya paling pancasialis, yang lain radikalis. Akhirnya, gampang main BUBAR-BUBARAN. Seng ora cocok dibubarno."

"Sebenarnya masih ada waktu kalau mau rujuk, agar konflik internal umat tidak meluas dan tak dikangkangi orang berkepentingan. Luangkan waktu untuk silaturahim internal umat Islam, asatidz, yai, ulama, habaib, dan masyayikh, berkumpul untuk menanggulangi nya sesegera mungkin. Tiap konflik pasti ada solusinya. Bila ga mau, ya kalian kita akan hancur sendiri. Musuh-musuh pada ketawa, kita saling tempur antar saudara. Kalau sudah hancur, susah untuk dikembaliman. Ibarat pepatah: "Nasi sudah menjadi BUBUR."

"Lumayan juga arek Iki," kata Sarikhuluk dalam batinnya melihat dari jendela rumahnya ke arah pendopo Al-Ikhlas. Ariono pun terlihat manggut-manggut walaupun wajahnya masih terlihat bingung tujuh keliling.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan