Home » » Ribāth Dalam Al-Qur`an

Ribāth Dalam Al-Qur`an

Written By Amoe Hirata on Rabu, 05 April 2017 | 13.37

DALAM al-Qur’an ada kata rabth dan ribāth. Rabth merupakan fi’il muta’addi (transitif: memerlukan objek) derivasi kata ribāth yang berati mengikat atau menjalin.

Kata ribāth dalam Ilmu Sharf masuk wazan mufā’alah yang menunjukkan musyarakah yang berarti bersekutu atau saling. Ada peran yang dilakukan minimal oleh dua orang yaitu: fa’il (subyek) dan maf’ul (objek).

Dalam al-Qur`an kata rabth berarti meneguhkan. Rabith-nya (peneguhnya) adalah Allah. Sedangkan marbuth-nya (yang diteguhkan) adalah hati hambanya.

Beberapa Contoh Sejarah:

Pertama, Ibu Musa. Kalau saja Ibu Musa tidak dikuatkan hatinya oleh Allah, maka ia pasti akan membocorkan rahasia bahwa Musa adalah anaknya.
{وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَى فَارِغًا إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَى قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ} [القصص: 10]
10. Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah)
Kedua, Ashabul Kahfi.
{وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا} [الكهف: 14]
14. Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran"
Ashabul Kahfi pun dikuatkan hati mereka agar berani mengungkap yang haq kepada penguasa tiran.
Ketiga, pasukan Badar Kubra.
{إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ} [الأنفال: 11]
11. (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu).
Orang-orang yang berjihad diperang Badar Kubra pun dikuatkan hatinya oleh Allah subhanahu wata’ala.
Sebagai kesimpulan dari ayat rabth, orang yang diteguhkan oleh Allah jika memenuhi dua syarat: Pertama, beriman. Kedua, berjihad.

Maka tidak mengherankan ketika Allah memerintahkan ribāth, maka yang dipanggil adalah orang-orang yang beriman. Sebab, hanya orang-orang yang beriman yang mampu menjalankan ribāth. Allah berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [آل عمران: 200]
200. Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung
Ribāth pada ayat ini diartikan bersiap siaga. Konteks dan suasananya adalah dalam kondisi perang.
SEBELUM RIBĀTH HAL YANG PERLU DIPERSIAPKAN IALAH: SABAR, BERUSAHA MENINGKATKAN SABAR (KESABARAN EKSTRA).

Mengingat ribāth membutuhkan kesabaran maksimal, ada dua doa yang bisa dipanjatkan agar dianugerahi kesabaran dalam menjalankan ribāth:
Pertama, doa yang dilantunkan Thalut dan pasukannya ketika menghadapi pasukan Jalut di medan jihad:
{رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ} [البقرة: 250]
Kedua, doa yang dipanjatkan penyihir Fir’aun yang taubat ketika mendapatkan ancaman hukuman mati dari Fir’aun.
{رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ} [الأعراف: 126]

Setelah ribāth hal yang menjadi penentu adalah TAKWA KEPADA ALLAH. Sebaik apapun kesabaran dan kesiapsiagaan kita, maka akan gagal jika tidak dibingkai dengan ketakwaan kepada Allah. Jadi takwa di sini kunci keberuntungan ribāth.
Kemudian, ending dari ribāth adalah al-falah (keberuntungan).
Ayat lain yang terkait ribāth:
{وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ} [الأنفال: 60]
60. Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)ز
Ribāth di sini adalah kuda yang ditambat sebagai simbol siap siaga dalam berjihad.
Uniknya, kita disuruh menyiapkan kekuatan apa saja untuk bertempur. Namun secara khusus disebut setelahnya kata ribāth al-khail. Tadabbur yang bisa diambil: kekuatan apa pun –baik fisik maupun non fisik- yang dipersiapkan akan menjadi tidak berguna jika tidak diiringi kesiapsiagaan dan kewaspadaan tingkat tinggi.

Fungsi ribāth di sini ialah menggentarkan musuh Allah, Rasul-Nya dan musuh lain yang tidak diketahui.
Yang disasar dalam aktivitas ribāth adalah hati musuh.
Karena sasaran ribāth ialah hati musuh, maka yang disiap-siagakan bukan saja materi (seperti kuda perang, senjata dll) tapi juga maknawi (seperti: menyiapkan diri menghadapi perang pemikiran –dengan segenap medianya- untuk membela Islam dan melindungi umat Islam dari pemikiran asing yang merusak Islam).

Jika kita mengaitkan rabth dengan ribāth maka didapati makna yang dalam. Kalau dirangkai, kurang lebih sebagai berikut tadabburnya:
JIKA KITA INGIN DITEGUHKAN HATINYA OLEH ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA, SYARATNYA IALAH MENJADI ORANG BERIMAN DAN MENGAKTUALISASIKAN KEIMANANNYA DENGAN JIHAD FISABILILLAH.LANGKAH KONGKRET UNTUK MENDAPAT PENEGUHAN HATI IALAH DENGAN RIBĀTH YAKNI BERSIAP SIAGA MENYIAPKAN DIRI DALAM SUASANA PERANG  UNTUK MENGGENTARKAN HATI MUSUH.
HANYA HATI YANG DITEGUHKAN OLEH ALLAH YANG MAMPUN MEMBIDIK HATI MUSUH SEHINGGA MENJADI GENTAR, TAKUT, DAN CIUT.
ORANG YANG RIBĀTH MEMANG HARUS BERMENTAL SERTA BERNYALI KUAT, SEBAB YANG DIHADAPI ADALAH MENTAL, NYALI MUSUH.

Skema:
Rabith              : Allah
Rabth               : Anugerah keteguhan dari Allah
Marbuth           : Hati hamba yang memiliki kualifikasi: iman dan berjihad. Seperti Ibu Nabi Musa; Ashabul Kahfi dan kaum Muslimin pada perang Badar.

Murabith          : Hamba yang beriman dan berjihad
Ribāth              : Aktivitasnya
Sasaran            : Hati musuh



Definisi Ribāth Menurut:
Menurut Syekh Sya’rawi        :
أن تشعر عدوك بأنك مستعد دائما للقائه
“Ribath adalah engkau menunjukkan kepada musuhmu bahwa kamu selalu siap berhadap-hadapan [siap tempur] dengannya.” (Tafsir Sya’rawi, 591).

Menurut Ulama Fiqh   :
الرِّباطُ: ملازمةُ المكانِ الذي بينَ المسلمينَ والكفارِ لحراسةِ المسلمين منهم.
“Menetap di suatu tempat (perbatasan) antaran umat Islam dan orang kafir untuk menjaga umat Islam dari (serangan) mereka.” (‘Umdatul Ahkam, 274).
الرِّبَاطُ هُوَ: الْحِرَاسَةُ بِمَحَلٍّ خِيفَ هُجُومُ الْعَدُوِّ مِنْهُ، أَوِ الْمَقَامُ فِي الثُّغُورِ لِإِعْزَازِ الدِّينِ وَدَفْعِ الشَّرِّ عَنِ الْمُسْلِمِينَ
“Ribath adalah penjagaan pada tempat yang dikhawatirkan bakal diserang musuh, atau wilayah perbatasan untuk memuliakan agama dan menghindarkan umat Islam dari keburukan.”  (al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, V/207).

Hadits Ribāth:
عن عثمان عن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال: «رباط يوم في سبيل الله، خير من ألف يوم فيما سواه من المنازل» رواه الترمذي والنسائي.
Utsman meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda, “Ribath sehari di jalan Allah, lebih baik daripada seribu hari yang tidak ada ribathnya, melainkan al-manazil.” (HR. Tirmidz & Nasai).
عن سهل بن سعد قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : «رباط يوم في سبيل الله خير من الدنيا وما عليها» متفق عليه.
Sahl bin Sa’ad berkata, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ribath sehari di jalan Allah, lebih baik dari dunia dan isinya.” (HR. Bukhari & Muslim).
عن سلمان الفارسي، قال: سمعت رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: «رباط يوم في سبيل الله خير من صيام شهر وقيامه، وإن مات جرى عليه عمله الذي كان يعمله، وأجرى عليه رزقه، وأمن الفتان» رواه مسلم

Salman Al-Farisi berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ribath sehari di jalan Allah lebih baik dari puasa sebulan dan shalat malam sebulan. Jika meninggal amalnya akan mengalir, rezekinya juga mengalir, dan aman dari fitnah.” (HR. Muslim).
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan