Lupakan Mantan dan Tatap Masa Depan!
Written By Amoe Hirata on Senin, 24 Oktober 2016 | 10.28
“MAY…!” Teriak
Lili. Menggedor – gedor pintu.
“Tante, yakin
May ada di dalam?” Tanya Lili membelalakkan matanya.
“Tuh anak
belum keluar sejak pagi tadi!” Jawab Tante Eni.
“Duh, kamu
bikin Tante takut.” Tante Eni tambah gusar berujung panik.
“Lho? Kok
aku sih Tan,” Protes Lili. Tante Eni diam. Wajahnya berubah
pucat bercampur cemas. Kemudian keduanya kompak menggebuk pintu kamar May.
Petualangan Pela-Pela [Bagian: I]
“
|
BAJILO (Bajing Loncat Cilik) banyak dijumpai di jalur lintas polisi seperti jalur Pantura dan Cikampek yang
menghubungkan antara Jakarta dan kota-kota lain di pulau Jawa,” Sari berlagak,
membaca keras-keras dengan intonasi suara tertata dari koran lampu merah yang
dipegangnya. Memecah kesunyian dalam kediaman yang lain. Tia, Kristin dan Yuke.
Sari meniru pembawa berita, serupa mimik wajah dan gaya, sedikit dibuat-buat tapi
tidak begitu buruk bila dimaksudkan untuk sekedar menghibur, Yuke mendelik ke
arah Sari, tatapan sinis di matanya yang sipit seolah berkata ‘berisik!’.
Mengetuk Pintu Surga Mertua
Written By Amoe Hirata on Jumat, 21 Oktober 2016 | 05.22
“Untung
mertua gue udah mati. Jadi gak ribet deh.” “Istighfar
Re!” Ami menepuk pundak Rere, sedikit mengagetkan dan membuat Rere segera
berujar Astagfirullah.
“Maksud
gue gak sekasar itu. Abis ngedenger ceritanya si Wilda dan mertuanya kaya serem
banget,” Kata Rere membela. Wajah Wilda berubah masam dan Rere segera meminta
maaf sekiranya ucapannya yang keceplosan itu tidak berkenan di hati Wilda.
Pagi
menjelang siang hari ini mereka sedang duduk-duduk santai di pelataran TK. Matahari
menunggu buah hati mereka selesai belajar. Dan sebagaimana ketika ibu-ibu
sedang kumpul ada sajalah yang mereka bicarakan. Dimulai dari Wilda yang
mengeluhkan kondisi dirinya yang selalu diatur oleh sang ibu mertua.
“Tapi
emang bener serem sih, bayangin aja udah 5 tahun gue nikah dari urusan gue
masak apa hari ini buat suami sama anak gue mertua selalu ngatur. Itu baru
urusan dapur belum lagi kalau gue lagi ada masalah sama Mas Pram, Mama mertua
lebih ikut campur lagi dan pastinya lebih ngebela anaknya ketimbang gue.”
Dua Generasi Pembebas Palestina III
Written By Amoe Hirata on Rabu, 19 Oktober 2016 | 11.16
Dr. Majid Al-Kilani mengatakan dalam bukunya (Hakadza
dhahara jīlu shalāhuddin wa hakadza ‘ādat al-Qusd), di
dunia Barat jika orang merasa gagal, maka dia melakukan bunuh diri (istilahnya:
intahara nafsan). Sedangkan dalam tubuh umat Islam, jika merasa gagal tidak
melakukan bunuh diri, tapi membunuh fungsi sosial (istilahnya: intahara
ijtima’iyyan).
Label:
Mutiara Sejarah,
Peradaban Islam,
Sejarah Islam,
wawasan
Dua Generasi Pembebas Palestina II
Written By Amoe Hirata on Senin, 17 Oktober 2016 | 15.00
Label:
Peradaban Islam,
Sejarah Islam,
Sirah Nabawiyah
Dua Generasi Pembebas Palestina I
Hari Ahad, bakda shalat Dzuhur (16/10/2016), aku berkesempatan menghadiri acara yang dihelat SOA (Spirit of Aqsha) mengenai pembebasan Palestina. Kali ini, yang didapuk menjadi presentator adalah Ustadz. Asep Sobari, Lc (Pimpinan Sirah Community Indonesia).
Tema yang diangkat cukup menarik, “Dua Generasi Pembebas Palestina.” Menarik karena, dari judul ini audiens akan dibuat penasaran mengenai karakteristik dari dua generasi yang sama-sama memiliki konsentrasi dalam pembebasan Palestina.
Nusran Wahid; Gagal Paham Hadits [Bagian: II]
Written By Amoe Hirata on Kamis, 13 Oktober 2016 | 14.10
Ketiga, secara pemahaman, ini sangat tidak tepat jika digunakan untuk menafikan
keputusan MUI mengenai penistaan agama. Pasalnya, generasi terbaik memang ada
tiga generasi secara kolektif yaitu pada masa nabi, sahabat, tabi’in dan
tabi’ut tabi’in. Meski demikian, tidak menafikan kebenaran ulama setelahnya
sebagai pewaris para nabi. Dalam hadits diriwayatkan:
إِنَّ العُلَمَاءَ
وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا
إِنَّمَا وَرَّثُوا العِلْمَ
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi
tidak mewariskan dinar atau dirham, yang diwariskan mereka adalah ilmu.”
(HR. Abu Daud, Tirmidzi). Kalau sekiranya al-Qur`an hanya Allah dan Rasul-Nya
yang mengetahui makna al-Qur’an, maka akan sia-sia hadits ini yang menyatakan
bahwa ulama pewaris para nabi. Justru hadits ini menunjukkan bahwa ulama juga
bisa memahami ayat-ayat al-Qur`an, karena mereka adalah pewaris ilmu para nabi.
Nusran Wahid; Gagal Paham Hadits [Bagian: I]
Written By Amoe Hirata on Rabu, 12 Oktober 2016 | 07.00
ADA argumentasi menarik
untuk dikritisi yang dipaparkan Nusran Wahid pada acara ILC (11/10/2016) ketika
membela Basuki Cahaya Purnama. Politisi
Golkar yang kerap menimbulkan kontroversi ini menyitir hadits nabi untuk mematahkan
pernyataan MUI yang memutuskan Ahok telah menista agama.