Kenangan Bersama KIFAYAH Mesir

Written By Amoe Hirata on Kamis, 08 April 2010 | 15.46

Pertama kali datang di Bandara Kairo Mesir, Aku dijemput oleh sekelompok wajah yang sebagian aku kenal dan sebagian tidak--Semua masih terhitung sebagai kakak kelas--. Mereka terlihat semangat membantu mengangkat koper kami. Kesan pertama mereka terlihat dingin. Aku sendiri merasa sungkan nyapa sehingga aku lebih bersikap diam.

Dari bandara langsung dibawa ke daerah Masakin Oetsman. Aku tidak tahu itu tempat apa. Baru kemudian diketahui bahwa disitu merupakan tempat yang akan ditinggali sekaligus markas organisasi Kifayah. Sesampainya ditempat langsung disambut oleh banyak teman. Rupanya disitulah aku pertama kali mengenal organisasi yang bernama Kifayah. Ketika itu aku ditunjuk langsung untuk mengisi sambutan mewakili teman-teman yang lain. Karena tidak ada yang mau akhirnya aku beri juga sambutan

Tahun pertama bersama Kifayah terasa cukup bermakna dan sangat diperhatikan. Kakak-kakak kelas sudah membuat planning jadwal sedemikian rupa untuk mengadakan bimbel(bumbingan belajar). Aku merasa sangat terbantu dengan adanya bimbel ini meskipun di kemudian hari terbengkalai bahkan tiada. Paling tidak nilai plus yang pas untuk menggambarkan kesan pertama ialah kata "Perhatian".

Tahun ke dua bersama Kifayah sudah mulai ada warna lain. Kalau tahun pertama yang lebih kentara ialah "perhatian" maka ditahun kedua kesan itu sudah agak kendur. Tahun kedua lebih bersifat mandiri. Kesan yang paling terasa ialah belajar "berdinamika". Bentuk konkrit dari dinamika itu ialah diikutsertakanya aku ke dalam organisasi Kifayah menjadi kru devisi penerbitan. Meski terasa sekedar formalitas, suasana itu merefleksikan arti sebuah dinamika.

Tahun ketiga bersama Kifayah aku anggap sebagai masa stagnan. Kenapa demikian? Meski aku terlibat langsung dalam satu devisi, masih belum terasa sumbangsi konkrit yang dapat di persembahkan. Ini karena keterbatasan jarak dan waktu yang membuatku kurang leluasa. Meski stagnan bukan berarti tidak berkesan. Kesan yang menarik pada tahun ketiga ini ialah "Ketahanan". "Ketahanan" merupakan refleksi dari sebuah kerja yang tidak memberi kemajuan apa-apa tetapi masih mampu menjaga pekerjaan secara kontinu dan lancar.

Tahun keempat merupakan tahun puncak. Kesan yang terasa sangat beranekaragam. Dari kebersamaan, sinergisitas, kekompakan, hiburan, piknik dan lain-lain. Kesan terbaik yang ku rasakan ialah dalam bidang "Kajian". Disini aku banyak belajar berdiskusi, berdialog, bertukar pikiran dan saling memberi wawasan. Tradisi ilmiah sangat mencolok pada tahun ini. Kalau boleh jujur tahun ini adalah tahun yang paling berkesan dibanding tahun sebelumnya.

Akhirnya sebagai penutup, aku merasa bangga dan berterimakasih karena telah hidup bersama Kifayah. Darinya aku belajar berinteraksi sosial. Darinya aku mendapat perhatian. Darinya aku belajar berdinamika dalam organisasi. Darinya tradisi keilmuanku semakin menggebu. Darinya ku merasakan betapa berartinya organisasi; betapa berartinya kebersamaan ukhuwah; betapa berartinya persatuan. Entah berapa lagi kata yang harus kulantun. Intinya aku mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Kifayah beserta anggota. Sungguh aku merasa berhutang budi.
 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan